Beranda | Artikel
Kaedah-Kaedah Kematian
1 hari lalu

Kaedah-Kaedah Kematian adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 19 Jumadil Awal 1447 H / 10 November 2025 M.

Kajian Tentang Kaedah-Kaedah Kematian

1. Kematian yang pasti dan tiba-tiba

Yang pertama, kematian itu akan datang secara tiba-tiba. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya mengenai waktu kematian, entah itu sebulan lagi, sepuluh tahun lagi, atau nanti malam. Kematian datang tiba-tiba pada waktu yang tidak pernah terpikirkan. Ini sudah dibahas pada pertemuan yang lalu.

2. Kematian tidak dapat dihalangi

Kedua, kita harus meyakini bahwa kematian tidak dapat dihalangi oleh apa pun. Kematian tidak terhalang oleh kewibawaan seseorang, kekuasaan, kerajaan, bahkan tembok atau benteng yang kuat.

Kematian pasti akan menembus penghalang apa pun. Nabi Daud ‘Alaihis Salam, ayah dari Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam, meninggal dunia dalam keadaan sehat dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Pada hari itu, Nabi Daud keluar rumah dan menutup rapat semua pintu karena Beliau sangat menjaga privasi keluarganya. Kemudian datanglah Malaikat Maut. Malaikat pencabut nyawa itu masuk ke rumah Nabi Daud, mengubah dirinya menjadi seorang manusia.

Ketika istri Nabi Daud memeriksa rumah, didapatinya seseorang di tengah rumah. Istri Nabi Daud lantas bertanya kepada orang-orang di rumah, yang menurut ulama adalah para pembantu. Tiba-tiba, Nabi Daud datang dan bertanya, “Siapa engkau?”

Malaikat Maut menjawab, “Aku adalah seseorang yang tidak pernah takut kepada para raja dan tidak ada yang bisa menghalangiku.”

Nabi Daud, yang merupakan seorang raja besar, memahami sifat tersebut. Beliau langsung menyadari bahwa orang itu adalah Malaikat Maut. Nabi Daud pun mengucapkan, “Selamat datang dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla.”

Akhirnya, Nabi Daud ‘Alaihis Salam diwafatkan di tempat itu. Bahkan seorang raja yang luar biasa seperti Beliau pun tetap meninggal dunia, dan kerajaannya kemudian diwariskan oleh Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam.

Kisah ini mengandung hikmah bahwa kematian tidak dapat dihalangi oleh apa pun dan oleh siapa pun. Jika waktunya tiba, kematian akan menjemput orang tersebut secara tiba-tiba.

3. Kematian disertai sekarat

Hal ketiga yang perlu diingat adalah bahwa kematian itu disertai sakaratul maut (sekarat). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

لا إله إلا اللهُ ، إنَّ للموتِ سَكَراتٍ

“Sesungguhnya kematian itu memiliki rasa sekarat.” (HR. Bukhari)

Seorang sahabat pernah menggambarkan sakaratul maut dengan berkata, “Seakan-akan langit ditimpakan ke bumi dan aku dihimpit di antara keduanya.” Saking beratnya, jiwanya seakan keluar dari lubang jarum, dan seolah-olah ada ranting berduri yang ditarik dari kepala hingga kaki. Itu adalah gambaran betapa beratnya sakaratul maut. Kita memohon semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kematian kita semua ketika nyawa diambil.

4. Taubat tidak diterima saat kematian

Hal keempat, setiap hamba perlu berhati-hati dan mengetahui bahwa taubat tidak diterima saat kematian menjelang. Tobat tidak diterima ketika nyawa sudah sampai di tenggorokan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

“Dan taubat itu bukanlah untuk orang-orang yang mengerjakan kejahatan (terus-menerus) hingga apabila datang kematian kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku bertaubat sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.” (QS. An-Nisa’ [4]: 18)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits yang dinilai hasan oleh para ulama:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat seorang hamba selama (nyawanya) belum sampai di tenggorokan.” (HR. Tirmidzi dan yang lainnya)

Oleh karena itu, ini adalah anjuran untuk segera bertaubat. Orang yang beriman pun diperintahkan untuk bertobat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur [24]: 31)

Orang yang beriman diperintahkan bertaubat karena keimanan dapat naik dan turun, dan orang beriman pun bisa lalai. Oleh sebab itu, bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Firaun, yang dilaknat oleh Allah, mengumumkan taubat dan imannya pada saat kematiannya, tetapi taubatnya tidak diterima.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai hal ini:

…حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Hingga ketika Firaun hampir mati tenggelam, dia berkata, ‘Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).`” (QS. Yunus [10]: 90)

Kemudian Allah berfirman:

آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

“Apakah baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?” (QS. Yunus [10]: 91)

Lalu, di ayat berikutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً

“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu.” (QS. Yunus [10]: 92)

5. Kekuatan tak sanggup menahan roh

Ketahuilah bahwa kekuatan apa pun yang ada di dunia ini, tidak akan sanggup mengembalikan roh ke jasad setelah roh itu sampai di kerongkongan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ ‎﴿٨٣﴾‏ وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ ‎﴿٨٤﴾‏ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ ‎﴿٨٥﴾‏ فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ ‎﴿٨٦﴾‏ تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ‎﴿٨٧﴾‏

“Maka mengapa tidak menahan ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 83–87)

Ayat tersebut menyatakan bahwa manusia tidak akan dapat menahan nyawa (roh) ketika sudah sampai di kerongkongan. Tidak ada yang dapat menahan itu. Sehebat, sepintar, dan secanggih apa pun alat yang dimiliki, tidak ada yang mampu.

Kemudian, pada saat roh sudah mencapai kerongkongan, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ ‎﴿٨٨﴾‏ فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ ‎﴿٨٩﴾‏ وَأَمَّا إِن كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ ‎﴿٩٠﴾‏ فَسَلَامٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ ‎﴿٩١﴾‏ وَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ ‎﴿٩٢﴾‏ فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيمٍ ‎﴿٩٣﴾‏ وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ ‎﴿٩٤﴾‏ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ ‎﴿٩٥﴾‏ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ ‎﴿٩٦﴾‏

“Maka, adapun jika dia (orang yang meninggal) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka (dikatakan kepadanya): ‘Keselamatan bagimu dari golongan kanan.’ Dan adapun jika dia termasuk golongan orang-orang yang mendustakan lagi tersesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam Jahim. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) benar-benar suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang Maha Agung.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 88–96)

Download MP3 Kajian

Mari turut membagikan link download kajian “Kaedah-Kaedah Kematian” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55781-kaedah-kaedah-kematian/